Kamis, 27 Februari 2014

Makalah Free Sex

Kata Penghantar

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penyusunan karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Kristen tentang Seks Bebas. Selain itu tujuan dari penyusunan karya tulis ini juga untuk menambah wawasan tentang masalah seks dan dampak yang ditimbulkannyaakibat seks bebas. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Tuhan Yesus Kristus, karena atas tuntunan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas karya tulis ini.
2.      Kepada Ibu Martha selaku guru Agama Kristen yang sudah  membimbing saya dalam membuat karya tulis ini.
3.      Orangtua yang sudah member dorongan dan penyemangat saya untuk menyelesaikan tugas karya tulis ini.
4.      Dan  teman-teman dan orang disekitar saya yang telah member dorongan serta semangat.
Akhirnya saya menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan karya tulis selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

                                                                                                            Purworejo, Mei 2013
                                                                                                                   Penyusun

                                                                                                                 Arini Mukti W
Daftar Isi

1.      Kata penghantar ……………………………………………………………….…………….1
2.      Daftar isi ……………………………………………………………………….…………….2
3.      Bab I Pendahuluan        
-          Latar Belakang Masalah       ……………………………………………….…………….3
-          Tujuan           ……………………………………………………………….…………….4
4.      Bab II Pembahasan
-          Pengertian Seks Bebas          ……………………………………………….…………….5
-          Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja   ……………………………….…………….5
-          Kondisi Remaja pada masa Puber    ……………………………………….…………….5
-          Dampak seks bebas   ……………………………………………………….…………….6
5.      Bab III Pandangan umum tentang seks bebas
-          Dinamika Munculnya Prilaku Seks Bebas dan Penyebabanya         ……….……………8
-          Pengaruh Industri Hiburan di Era Globalisasi          .…………………………………...10
-          Bahaya seks bebas dari tinjauan psikis dan social    .…………………………………...11
-          Dampak seks bebas pada psikis        …………………………………………………....12
-          Penanggulan dampak seks bebas      ……………………………………………………12
6.      Bab IV Pandangan menurut iman Kristen dan ayat Alkitab yang mendasari seks bebas
-          Pandangan seks bebas menurut iman Kristen           ……………………………………14
-          Pro dan kontra          ……………………………………………………………………14
-          Ayat-ayat Alkitab yang mendasari seks bebas         ……………………………………15
7.      Bab V Penutup
-          Kesimpulan   ……………………………………………………………………………17
-          Saran ……………………………………………………………………………………17
8.       Penutup  ……………………………………………………………………………………19
9.      Daftar Pustaka    ……………………………………………………………………………20

Bab 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial. Remaja pada masa peralihan tersebut kemungkinan besar dapat mengalami masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat.
Adanya kemudahan dalam menemukan berbagai macam informasi termasuk informasi yang berkaitan dengan masalah seks, merupakan salah satu faktor yang bisa menjadikan sebagian besar remaja terjebak dalam perilaku seks yang tidak sehat. Berbagai informasi bisa diakses oleh para remaja melalui internet atau majalah yang disajikan baik secara jelas dan secara mentah yaitu hanya mengajarkan cara-cara seks tanpa ada penjelasan mengenai perilaku seks yang sehat dan dampak seks yang berisiko, misalnya penyakit yang diakibatkan oleh perilaku seks yang tidak sehat.
Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seks bebas menempatkan remaja pada tantangan risiko yang berat terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan anak, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang masih dapat disembuhkan. Secara global, 40% dari semua kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah setiap hari ada 7000 remaja yang terinfeksi HIV (UNAIDS, 1998). Jumlah kasus HIV di Indonesia yang dilaporkan hingga Maret 2007 mencapai 14.628 orang. Sedangkan kasus AIDS sudah mencapai 8.914 orang, separuh atau 57,4 % dari kasus ini adalah kaum muda yang umurnya 15-29 tahun (Depkes, 2007).
Di Indonesia ada sekitar 16-20% dari remaja yang berkonsultasi telah melakukan hubungan seks pranikah, jumlah kasus ini cenderung naik. Itu bisa dilihat dengan meningkatnya jumlah kasus aborsi di Indonesia yang mencapai 2,3 juta per tahun. Di Jawa tengah ada sekitar 60 ibu yang melakukan aborsi perbulan atau sekitar 720 per tahun. Tragisnya 15-30% dari perilaku aborsi itu  adalah remaja yang berstatus siswi SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas), hal ini menunjukkan rentannya remaja terhadap masalah seks bebas (Usi, 2007).
Dalam melakukan hubungan seksual, sebagian remaja banyak yang tidak memikirkan dampak dari dua kemungkinan yang dapat terjadi yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit hubungan seksual. Kehamilan yang tidak dikehendaki dapat terjadi setiap saat sebab mereka biasanya hanya memikirkan kesenangan dan kenikmatan sesaat saja tanpa memikirkan akibatnya yang sangat merugikan remaja putri. Jika dibandingkan dengan remaja putra, remaja putri  paling rentan dalam menghadapi masalah kesehatan sistem reproduksinya. Secara anatomis remaja putri lebih mudah terkena infeksi dari luar karena bentuk dan letak organ reproduksinya yang dekat dengan anus. Dari segi fisiologis, remaja putri akan mengalami menstruasi, kehamilan di luar nikah, aborsi, dan perilaku seks di luar nikah yang berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Selain itu dari segi sosial, remaja putri sering mendapatkan perlakuan kekerasan seksual dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Namun perilaku seks bebas remaja dan resiko kesehatan reproduksi remaja ini dapat diminimalisir dengan adanya pendidikan agama dan akhlak, bimbingan orang tua, dan pendidikan seks serta pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi remaja. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja ini dapat ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi di usia remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi juga bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan atau kehamilan beresiko tinggi.

2. Tujuan
Tujuan dari menulis makalah ini adalah :
1). Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan remaja terhadap sikap perilaku seks bebas.
2). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya seks bebas.
3). Untuk memberikan pandangan tentang dampak negatif dari sikap perilaku seks bebas
4). Untuk mengetahui dampak seks bebas secara psikis
5). Untuk mengetahui pandangan seks bebas menurut iman kritis
6). Untuk mengetahui ayat Alkitab yang mendasari seks bebas


Bab II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia seks bebas.
2.      Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya.Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Dari pengertian di atas kesehatan reproduksi remaja dapat diartikan sebagai suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
3.        Kondisi Remaja Pada Masa Puber
Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat, biasanya disebut dengan pubertas. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan fisik atau biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial.
1.       Perubahan Fisik
Perubahan fisik dapat diamati secara langsung, seperti pertambahan tinggi dan berat badan yang disebut pertumbuhan dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal. Antara remaja putra dan remaja putri kematangan seksualnya terjadi dalam usia yang agak berbeda. Coleman and Hendry (1990) dan Walton (1994) mengatakan bahwa kematangan seksual pada remaja pria biasanya terjadi pada usia 10-13 tahun, sedangkan pada remaja putri terjadi pada usia 9-15 tahun.
Pada remaja putra perubahan itu ditandai oleh perkembangan pada organ seksual mulai dari tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi pertama melalui wet dream atau mimpi basah. Sedangkan pada remaja putrid pubertas ditandai dengan menarche atau menstruasi (haid pertama), perubahan pada dada (mammae), tumbuhnya rambut kemaluan, dan perbesaran panggul. Usia menarche rata-rata bervariasi dengan rentang umur 10 hingga 16 tahun. Semakin cepat seseorang mengalami menarce tentu semakin cepat pula ia memasuki masa reproduksi.
1.        Perubahan Psikologis
Masa remaja sering disebut juga dengan masa pancaroba, masa kritis, dan masa pencarian identitas. Pada masa remaja labilnya emosi erat kaitannya dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam bentuk amarah, sensitif, bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu yang sifatnya eksperimen dan eksploratif. Pada masa ini banyak terjadi kenakalan remaja akibat tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka seperti kebutuhan akan prestasi, komformitas, kebutuhan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, kebutuhan akan identitas diri, dan kebutuhan seksual.
4.        Dampak Seks Bebas
Ada beberapa dampak perilaku seks bebas remaja pranikah terhadap kesehatan reproduksi, antara lain:
1). Hamil yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy)
Unwanted pregnancy membawa remaja pada dua pilihan, melanjutkan kehamilan atau menggugurkannya. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor risiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Menurut Wibowo (1994) terjadinya perdarahan pada trisemester pertama dan ketiga, anemi dan persalinan kasip merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan remaja. Selain itu kehamilan di usia muda juga berdampak pada anak yang dikandung, kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) dan kematian perinatal sering dialami oleh bayi-bayi yang lahir dari ibu usia muda. Menurut Affandi (1995) tingkat kematian anak pada ibu usia muda mencapai 2-3 kali dari kematian anak yang ibunya berusia 20-30 tahun.
Selain melanjutkan kehamilan tidak sedikit pula mereka yang mengalami unwanted pregnancy melakukan aborsi. Lebih kurang 60 % dari 1.000.000 kebutuhan aborsi dilakukan oleh wanita yang tidak menikah termasuk para remaja. Sekira 70-80 % dari angka itu termasuk dalam kategori aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) yang juga merupakan salah satu factor yang menyebabkan kematian ibu.
2). Penyakit Menular Seksual (PMS) – HIV/AIDS
Dampak lain dari perilaku seks bebas remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Para remaja seringkali melakukan hubungan seks yang tidak aman dengan kebiasaan dengan berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular PMS/HIV seperti sifilis, gonore, herpes, klamidia, dan AIDS. Dari data yang ada menunjukkan bahwa diantara penderita atau kasus HIV/AIDS 53% berusia antara 15-29 tahun.
3). Psikologis
Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi adalah konsekuensi psikologis. Kodrat untuk hamil dan melahirkan menempatkan remaja perempuan dalam posisi terpojok yang sangat dilematis. Dalam pandangan masyarakat, remaja putri yang hamil merupakan aib keluarga yang melanggar norma-norma sosial dan agama. Penghakiman social ini tidak jarang meresap dan terus tersosialisasi dalam diri remaja putri tersebut. Perasaan bingung, cemas, malu, dan bersalah yang dialami relaja setelah mengetahui kehamilannya bercampur dengan perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan yang kadang disertai dengan rasa benci dan marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan, dan kepada nasib yang membuat kondisi sehat secara fisik, sosial, dan mental yang berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi remaja tidak terpenuhi.
= =






BAB III
Pandangan umum tentang seks bebas

1.  Dinamika Munculnya Prilaku Seks Bebas dan Penyebabanya
Masa remaja adalah masa penuh perubahan. Semuanya seakan tidak stabil Dan membingungkan, bahkan bagi si remaja sendiri. Perubahan yang paling mudah di lihat, tentu saja adalah perubahan fisik terutama berkembangnya fungsi-fungsi organis dan psikis. Tinggi badan bertambah pesat, bentuk badan berubah, yang laki-laki tumbuh kumis, jakun, mengalami mimpi basah, sementara yang perempuan tumbuh payudara dan mengalami menstruasi. Proses organis yang paling penting pada masa pubertas ialah kematangan seksual.
Disisi lain, remaja umumnya kurang mengenali organ tubuhnya. Tidak sedikit di antara mereka yang bertanya pada teman sebaya tentang perubahan fisik yang dialami. Dan tidak sedikit pula diantaranya yang terjebak informasi salah. . Seksualitas menjadi hal yang sangat menarik perhatian remaja, karena pada saat remaja perangkat seksualnya telah berkembang pesat dan dorongan seksualpun menjadi hal yang sangat akrab bagi kehidupan remaja. Pada saat itu, remaja butuh informasi dan pengetahuan atas semua yang terjadi.
Tingkat Pemahaman remaja yang dipengaruhi mitos-mitos lingkungan sekitar, khususnya dari teman sebaya dapat membahayakan perkembangan mental remaja bila tidak segera didampingi oleh orang yang dipandang tepat memberi informasi yang benar. Pemahaman remaja terhadap resiko perilaku yang mereka lakukan seringkali sangat minim. Mereka merasa telah melakukan berbagai pencegahan dan antisipasi , akan tetapi sebenarnya yang mereka ketahui adalah informasi yang salah. Dan remaja perempuan, lebih rentan terhadap berbagai resiko dan berbagai kerugian dari perilaku seksual tersebut. Seperti, resiko kehamilan, aborsi, PMS, lebih banyak akan diderita oleh perempuan.
Tragisnya, banyak remaja perempuan yang tidak bisa mengatakan TIDAK melakukan hubungan seks dengan pacarnya. Karena ada anggapan ini satu paket dalam berpacaran. Kalau tidak, mereka dianggap bukan anak gaul.Karena terpedaya oleh rayuan, ketakutan diputus pacarnya, sampai dengan ancaman dan paksaan membuat remaja perempuan menjadi beresiko lebih tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran terhadap tubuh sendiri dan pemahaman bahwa tubuhnya adalah miliknya dan bertanggung jawab, sangat diperlukan bagi remaja perempuan. Kemampuan berkata tidak yang sering kali berhubungan erat dengan rasa percaya diri, harus selalu dilatihkan. Remaja laki-laki juga harus sering diajak mengembangkan dorongan seksualnya dan menghormati perempuan.
Faktor lain, adalah bahwa masalah seks dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks bebas. Bahkan, saat ini, seks bebas sudah menjadi bagian dari budaya bisnis.
Bagi sebagian orang, seks memang masih dianggap tabu dan konsumsi orang dewasa. Sehingga, berbicara mengenai seks harus secara pribadi. Padahal justru pada masa remaja, pendidikan seks harus dimulai diberikan. Pada masa ini mereka sedang mengalami perubahan organ-organ seks, baik primer maupun sekunder. Jika tidak diberikan pengetahuan yang cukup, ditakutkan malah salah arah. Alasan lain adalah, bahwa pengetahuan seks sangat penting dan bagaimanapun seks berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jika konsep mengenai seks yang diterima salah, maka banyak akibat dan risikonya. Serta, penanganan aktivitas seks juga bisa tidak tepat.

Menolak berarti harus berani dan tegas mengatakan TIDAK terhadap SEKS BEBAS.
Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal ini bisa terjadi :

1. TIDAK BISA MENGATAKAN ‘TIDAK’:
  • Biasanya karena merasa takut diputus hubungan oleh pacarnya. Cara untuk mempertahankan hubungan tersebut. Padahal biasanya, sehabis itu pacar akan lari juga.
  • Pacar sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak. Habis itu, siapa yang akan bertanggung jawab ya?
  • Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta. Sebenarnya kalau benar-benar cinta, akan menjaga supaya hubungan seks dilakukan setelah menikah.
2. MERASA BUKAN ANAK GAUL
Dengan pernah melakukan seks, dianggap ‘Gaul’. Salah besar padahal. Akan tetapi, banyak remaja yang punya konsep diri rendah tetap melakukannya supaya dianggap ‘Gaul’.

3. BISNIS
Seks bebas semakin merebak, sekedar iming-iming uang dengan nilai besar dapat membuat remaja melakukannya loh! Di beberapa daerah, remaja juga dijadikan alat bisnis oleh orang tuanya atau juga karena masalah kemiskinan.

4. NILAI AGAMA YANG BERKURANG.
Nilai nilai agama yang berkurang pada anak-anak sehingga tidak ada lagi rasa takut.

5. TAYANGAN TV
Kurangnya Pengawasan orang tua dalam menonton TV, seharusnya orang tua mendampingi dan memberikan masukan dan arahan terhadap apa yang di tonton anak-anak.

6. GAYA HIDUP
Beberapa remaja yang melakukannya mengatakan kalau itu merupakan gaya hidup mereka.

berikut ini adalah beberapa hal yang patut di simak dan dipahami, supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, mengingat kita semua hanya manusia biasa yang tidak tahan dengan godaan :
  • hindari bacaan, gambar, percakapan, dan menonton film-film yang berbau porno.
  • hindari pergaulan bebas.
  • alihkan pikiran yang tidak senonoh, lakukan kegiatan yang positif
  • harus punya perinsip hidup yang benar dan berpikir positif.
  • berpakaian yang sopan dan pada tempatnya.
  • hindari kontak fisik ataupun berpandangan dengan orang yang bukan pasangan kita.
  • hindari tempat yang memungkinkan untuk melakukan seks bebas.
  • hindari godaan-godaan yang datang dalam bentuk apapun ( tentunya kita tau kelemahan diri sendiri dan masing-masing pribadi berbeda).
Jadi kita harus mempunyai pemahaman dan penerangan tentang seks secara benar dan tepat yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika yang ada di masyarakat, sehingga kita sebagai remaja dapat terhindar dari hal-hal yang negatif dan tercela terkait dengan masalah seks tersebut. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa memahami mana yang terbaik buat kita dan patut untuk kita contoh.
2. Pengaruh Industri Hiburan di Era Globalisasi
Ada berbagai macam hiburan yang tersedia yang mempengaruhi perilaku seks bebas di kalangan remaja, antara lain:
1). Diskotik, Bar, dan Pub
Diskotik, bar, dan pub merupakan tempat mangkalnya para pecandu  minuman keras, tempat berkencannya kupu-kupu malam para lelaki hidung belang, tempat terjadinya peredaran segala macam narkoba seperti ganja, heroin, ekstasi, dan sebagainya. Di tempat inilah terjadi berbagai macam transaksi baik transaksi kencan maupun transaksi narkoba dan minuman keras. Banyak remaja yang mengalami krisis moral mengunjungi tempat-tempat semacam ini untuk mencari hiburan semu dan pelarian dari masalah yang dihadapinya.
2). Televisi
Banyaknya sinetron baik impor maupun lokal yang ditayangkan di televisi sering menggambarkan tentang kebebasan bergaul antara pria dan wanita, keberanian istri pada suami, serta tidak adanya adab seorang anak terhadap orang tua. Adanya film-film impor yang bermotif kekerasan seperti sinema unggulan, sinema prima, layar unggulan yangmenitikberatkan pada tawuran antar geng, persaingan antar mafia, perampokan, pembunuhan sadis, sedikit banyak dapat mempengaruhi jalan pikiran remaja untuk melakukan tindak kriminal.
3). Video
Dewasa ini banyak sekali kaset-kaset video porno yang diproduksi pihak produser luar negeri dan local yang seringkali dikonsumsi oleh kawula muda, sehingga dapat merusak akhlak dan moral mereka.
4). Taman-taman hiburan
Selain memiliki efek positif sebagi tempat rekreasi, taman hiburan bisa juga menimbulkan efek negatif  yang membahayakan bila disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sekarang banyak sekali seks bebas yang dilakukan di taman-taman hiburan, baik oleh pasangan remaja yang dimabuk cinta, WTS (Wanita Tuna Susila) dan para lelaki hidung belang, waria, maupun oknum-oknum lain yang menyalahgunakan taman-taman hiburan.
5). Bioskop
Akhir-akhir ini industri hiburan bioskop tidak seramai dahulu dikunjungi penonton. Hal ini merupakan akibat dari membanjirnya film-film impor di stasiun-stasiun televisi swasta, yang dahulu film-film tersebut hanya bisa dinikmati di layar bioskop saja. Pengelola media hiburan ini tidak segan-segan memutar film-film porno yang disediakan untuk segala umur, untuk menarik para pengunjung. Mereka hanya melihat segi keuntungannya saja tanpa menghiraukan pengaruh-pengaruh negatif dalam perkembangan jiwa remaja setelah menonton film tersebut.
3.  Bahaya seks bebas dari tinjauan psikis dan sosial
1.  Bahaya perilaku dan kejiwaan
Seks bebas akan menyebabkan terjadinya penyakit kelainan seksual berupa keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks. Sipenderita selalu menyibukkan waktunya dengan berbagai khayalan-khayalan seksual, jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita luar dan dalam. Sipenderita menjadi pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, ngelamun, badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak stabil. Yang ada dipikirannya hanyalah seks dan seks serta keinginan untuk melampiaskan nafsu seksualnya. Akibatnya bila tidak mendapat teman untuk seks bebas, ia akan pergi ke tempat pelacuran (seks bebas) dan menjadi pemerkosa. Lebih ironis lagi bila ia tak menemukan orang dewasa sebagai korbannya, ia tak segan-segan memerkosa anak-anak dibawah umur bahkan nenek yang sudah uzur.
2.  Bahaya sosial
Seks bebas juag akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab. Mereka hanya menginginkan hidup di atas kebebasan semu. Lebih parah lagi seorang wanita yang melakukan seks bebas pada akhirnya akan terjerumus ke dalam lembah pelacuran dan seks bebas.
Anak yang terlanjur terlahir akibat seks bebas (perzinahan) tidak mendapatkan cinta kasih dari ayahnya dan kelembutan belainan ibunya. Ia tidak akan mendapat perhatian dan pendidikan yang cukup. Setelah ia tahu bahwa ia terlahir akibat perzinahan, maka kejiwaannya akan menjadi kaku dan tersisih dalam pergaulan dan sosial kemasyarakatan, bahkan tak jarang ia akan terlibat dalam masalah kriminalitas. Hal yang lebih ironis lagi adalah sering ayah dari anak yang terlahir akibat seks bebas tidak jelas lagi siapa ayahnya.
4. Dampak seks bebas pada psikis

Dampak Psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan seks bebas adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, binggung, stress, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut akan hukuman Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan, serta penghinaan dari masayrakat.

5. Penanggulangan Dampak Seks Bebas
Ada beberapa upaya prefentif yang bisa dilakukan untuk penanggulangan dampak seks bebas, antara lain:
1). Pendidikan agama dan akhlak.
Pendidikan agama wajib ditanamkan sedini mungkin pada anak. Dengan adanya dasar agama yang kuat dan telah tertanam pada diri anak, maka setidaknya dapat menjadi penyaring (filter) dalam kehidupannya. Anak dapat membedakan antara perbuatan yang harus dijalankan dan perbuatan yang harus dihindari.
2). Pendidikan seks dan reproduksi.
Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin. Hal ini tentunya akan membuat para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks. pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya.Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi sehingga lingkup pendidikan kesehatan reproduksi lebih luasPendidikan kesehatan reproduksi mencakup seluruh proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, mulai dari aspek tumbuh kembang hingga hak-hak reproduksi. Sedangkan pendidikan seks lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks.
3). Bimbingan orang tua.
Peranan orang tua merupakan salah satu hal terpenting dalam menyelesaikan permasalahan ini. Seluruh orang tua harus   memperhatikan perkembangan anak dan memberikan informasi yang benar tentang masalah seks dan kesehatan reproduksi kepada anak. Orang tua berkewajiban memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada anak sedini mungkin saat anak sudah mulai beranjak dewasa. Hal ini merupakan salah satu tindakan preventif agar anak tidak terlibat pergaulan bebas dan  dampak-dampak negatifnya. Selain itu orang tua juga harus selalu mengawasi pergaulan anaknya. Dengan siapa mereka bergaul dan apa saja yang mereka lakukan di luar rumah. Setidaknya harus ada komunikasi antara anak dengan orang tua setiap saat. Apabila anak menemukan masalah, maka orang tua berkewajiban untuk membantu mencarikan solusinya.
4). Meningkatkan aktivitas remaja ke dalam program yang produktif.
Melatih dan mendidik para remaja yang telah dipilih untuk menjadi anggota suatu organisasi, misalnya Karang Taruna, Karya Ilmiah Remaja, Pusat Informasi dan Konseling Pendidikan Reproduksi Remaja (karena remaja biasanya dapat lebih mudah melakukan komunikasi dan membicarakan masalah tersebut antara sesamanya), dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat

Bab IV
Pandangan menurut iman Kristen dan ayat Alkitab yang mendasari seks bebas
1.     Pandangan seks bebas menurut iman Kristen
Alkitab dengan tegas menolak perilaku seks bebas dan berbagai bentuk penyimpangan seksual. Imamatr 18:22; 20:13; Roma 1:26-27; 1 Korintus 6:9-10 me;arang hubungan seks yang tidak wajar, seperti persetubuhan antara sesame jenis kelamin (antara laki-laki dengan lako-laki dan perempuan dengan perempuan) , pencabulan dan sebagainya. Orang seperti itu tidak akan mendapat tempat didalam kerajaan Allah. Bagian lain dari Alkitab menegaskan larangan berzinah, seperti yang tertulis dalam hokum sepuluh perkara ke-7 :”Jangan Berzinah” berzinah dapat berate melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan istri atau suami yang sah. Setiap orang percaya adalah oranf yang telah menerima anugrah keslamatan dan pembeharuan dari Allah melalui karya Kristus. Dengan pembeharuan itu, tiap otrang percaya adalah “bait Allah” , dank arena merka harus menjauhkan dari dari segala bentuk pencabulan (1 Kor. 6:18-19). Dengan demikian seks bebas dan berbagai penyimpangan seksual adalah  gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani misalnya, kesetiaan, kesucian tubuh sebagai bait Allah, kekudusan rumah tangga dan seks. Hubungan seks hanya bisa dilakukan dalam hubungan pernikahan yang sah.
2.     Pro dan Kontra
Di dalam kisah penciptaan dinyatakan bahwa setelah Allah menciptakan segala sesuatu, yang terpuncak pada penciptaan manusia. “maka Allah melihat segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Pernyataan itu sungguh memberikan makna yang sangat mendalam, mengapa? Sebab manusia adalah ciptaan yang amat sempurna dan istimewa dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lain. Hal itu merupakan jaminan bahwa seks bebas adalah sesuatu yang bukan hanya baik, tetapi sungguh amat baik dan dibutuhkan manusia . kedudukan manusia dengan ciptaan yang lain termasuk binatang memang sungguh berbeda, termasuk dalam hal “seks”. Binatang dapat mewujudkan seks dengan instingnya saja; perilaku seks manusia merupakan wujud kasih kepada Allah.
Kalau seks adalah segala sesuatu yang sungguh amat baik dan dibutuhkan manusia, maka tidak ada alasan bagi kita untuk menjauhi atau menghindarinya, atau dengan mengatakan seks itu tabu dan dosa; sebaliknya seks itu juga tidak boleh kita anggap sebagai hal gampang dan biasa. Sebab, jika kita bersikap demikian, maka hal itu dapat menjerumuskan kita untuk beranggapan bahawa perilaku seks salah juga sah-sah saja. Padahal, salah satu perbuatan daging menurut Paulus adalah pencabulan (bnd. Gal. 5:19) ketika kita beranggapan bahwa seks itu anugrah Allah , maka kita juga harus memikirkan bagaimana menghargai anugrah Allah itu dapat dan menjaga kekudusannya.
Dalam 1 Korintus 6:19 Rasul Paulus mengajarkan “Atau tudak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” sedangkan pada ayat 13b, Paulus berkata “Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh” ini berate bahwa tubuh manusia (termasuk alat kelamin manusia) harus dijaga kekudusannya Karena manusia diciptakanmenurut gambar dan rupa Allah, maka manusia di masa Tuhan adalah mulia, artinya manusia mempunyai nilai yang lebih tinggi dari segala ciptaan-Nya. Manusia mempunyai akal budi, perasaan , dan pengendalian dari. Ia mampu berkomunikasi dengan bahasa dan mempunyai kehendak untuk menentukan sesuatu. Hanya manusia yang memiliki perasaan simpati, senang, sedih, dan kecewa. Hal-hal tersebut daiciptakan Tuhan dalam rangka berhubungan dengan sesamanya. Perasaan cinta yang merupakan anigrah Tuhan dapat mempunyai arti ketika ia mengekspresikannya kepada orang lain, atau dibutuhkan oleh orang laintermasuk didalam nya hubungan dengan lawan jenis. Salah satu contoh adalah perasaan cinta seorang laki-laki dengan seorang perempuan.
Dari apa yang dijelaskan diatas, jelaslah bagi kita bahwa seks merupakananugrah Allah yang harus dijaga kekudusannya. Anugrah itu tidak seharusnya disalahgunakan untyk kepentingan “keinginan daging”.   
3.     Ayat-ayat Alkitabyang mendasari seks bebas
Imamat 18:22 “janganlah engkau tidur dengan laiki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian”
Roma 1:26-27 “karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan pesetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dank arena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka”
1 Korintus 6:9-10 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembahan berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”
1 Korintus 6:18-19 “jauhkanlah dirimu dari pencabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusi, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan pencabulan berdosa pada dirinya sendiri. Atau tidak tahukjah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,-dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Galatia 5:19 “perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,”

















Bab V
PENUTUPAN
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Dari materi di atas dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
-    Permasalahan perilaku seks bebas remaja di Indonesia semakin lama semakin memprihatinkan, maka diperlukan penanganan yang serius. Beberapa penelitian yang telah dilakukan beberapa pihak didapatkan data-data pergaulan seks bebas yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa permasalahan tersebut harus segera diminimalisir agar tidak merusak generasi muda di masa yang akan datang.
-    Ada banyak faktor yang memicu terjadinya seks bebas dikalangan remaja, antara lain faktor kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan kebudayaan timur dan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dari faktor-faktor tersebut, semuanya mempunyai dampak negatif dan positif  bagi remaja. Jika kita bisa mengendalikannya maka akan memberikan dampak positif, tetapi sebaliknya jika tidak bisa mengendalikan maka akan berdampak negatif.
-    Semua permasalahan yang timbul akibat pengaruh seks bebas di kalangan remaja perlu mendapat perhatian khusus. Generasi muda di Indonesia harus diselamatkan agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang merusak moral mereka. Semuanya akan dapat berjalan dengan baik apabila adanya kerjasama antara pihak orang tua, anak dan lembaga yang terkait.
-     Seks bebas adalah gaya hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.
2. Saran
Ada beberapa upaya preventif dalam penanggulangan dampak seks bebas di kalangan remaja, antara lain:
- Orang tua hendaknya menanamkan pendidikan agama dan akhlak sejak anak berusia dini.
- Guru dan orang tua hendaknya memberikan pendidikan seks yang benar dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
- Adanya komunikasi antara anak dan orang tua serta proteksi orang tua terhadap pergaulan anak sehari-hari dan media yang dikonsumsi anak baik media cetak maupun elektronik.
- Adanya keterlibatan orang tua yang berkewajiban memberikan bimbingan terhadap perkembangan psikologis anak.
- Melibatkan remaja ke dalam aktivitas yang positif dan bermanfaat agar mereka tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.



















PENUTUP

            Demikian makalah ini kami buat unutk memenuhi tugas Agama Kristen dengan keadaan yang sebenarnya dari penulis mohon maaf sekiranya ada kesalah dalam penulisan kata dan data diatas, semoga bermanfaat untuk pembaca , saya mengharapkan pembaaca dapat menerapkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari hari dan tidak berniat melakukan seks bebas seperti yang Allah ajarkan kepada kita semua.
            Sekian dari kami mengucapkan terima kasih




















DAFTAR PUSTAKA

buku suluh kelas XI semester 1 “Nikmat membawa maut” halm. 54-56


                                   













                                    

2 komentar:

  1. 1 LAGI UNTUK MENANTISIPASI WANITA REMAJA BERBUAT SEKS BEBAS DENGAN MEMPUYAI ANAK SIMOEH

    HTTP://SIMOEHDANKAMU.BLOGSPOT.COM

    https://www.facebook.com/notes/ivan-kingdom-simoeh-state/what-it-simoeh/1465432103690583?pnref=lhc

    BalasHapus